Mapping Perubahan Anatomi Musculus Face Pada Pemberian Paparan Inframerah dengan Akupuntur

Authors

  • Ayly Soekanto Universitas Wijaya Kusuma Surabaya
  • Emillia Devi Dwi Rianti Universitas Wijaya Kusuma Surabaya
  • Endrayana Putut Laksminto Emanuel Universitas Wijaya Kusuma Surabaya
  • Hardiyono Hardiyono Universitas Hang Tuah Surabaya

DOI:

https://doi.org/10.28926/briliant.v7i3.990

Keywords:

Akupuntur, inframerah, face, regresi linear

Abstract

Relaksasi pada otot wajah dapat melancarkan metabolisme tubuh dan mekanisme otot serta dapat menghilangkan kelelahan. Adanya kelelahan pada wajah memunculkan pengaruh pada anatomi musculus face (otot wajah). Terapi untuk mengurangi kelelahan yang tampak pada musculus face dapat berupa terapi inframerah dan akupuntur. Penelitian ini membandingkan diantara kedua jenis terapi tersebut. Metode yang digunakan yaitu deskriptif analitik. Populasi terdiri dari pasien yang mengalami kelelahan. Sampel diperoleh dari 30 pasien, yaitu 15 orang terapi inframerah dan 15 akupuntur. Hasil data pasien menunjukkan terapi akupuntur seminggu 2 kali selama 30 menit, minimal 3 kali dan selama waktu 2 minggu menunjukkan hasil pada musculus face mengalami relaksasi dan terasa lebih elastis, gerakan motorik otot wajah terasa lebih lentur dan lebih sehat dibandingkan dengan terapi inframerah dengan penyinaran berjarak 50 cm, dalam seminggu 2-3 kali. Hal ini menunjukkan bahwa pemberian paparan inframerah dengan akupuntur, pada musculus face lebih cepat mengalami relaksasi, otot lebih kenyal dan lentur dibandingkan yang mendapatkan terapi inframerah.

Author Biographies

Ayly Soekanto, Universitas Wijaya Kusuma Surabaya

Medical Faculty

Emillia Devi Dwi Rianti, Universitas Wijaya Kusuma Surabaya

Medical Faculty

Endrayana Putut Laksminto Emanuel, Universitas Wijaya Kusuma Surabaya

Department of Mathematics Education

Hardiyono Hardiyono, Universitas Hang Tuah Surabaya

Faculty of Pharmacy

References

Haulussy, R. M., Borolla, I. J., Paliyama, M. J., Huwae, L. B. S., Fakultas, M., & Universitas, K. (2021). Hasil Penelitian Perbandinagn Efek Terapi Transcutaneus Electrical Nerve Stimulation ( TENS ) dan Infra Red ( IR ) dalam Pengurangan Nyeri pada Penderita Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Pattimura. Profil Kesehatan Provinsi Maluku

Khatri, S. M. (2018). Elektroterapi. Jakarta: EGC.

Kwon HJ, Choi JY, Lee. MS., Kim YS, Shin BC, K. J. (2015). Acupuncture for the sequelae. of Bell’s palsy: a randomized. controlled trial. Trials. https://doi.org/10.1186/s13063-015-0777-z

Nurcipto, D., & Gandha, G. I. (2017). Pengendalian Dosis Inframerah pada Alat Terapi Menggunakan Pulse Width Modulation(PWM). Setrum : Sistem Kendali-Tenaga-Elektronika-Telekomunikasi-Komputer, 6(2), 194. https://doi.org/10.36055/setrum.v6i2.2512

S I Pratiwi, Karlina, I. R. (2021). Penatalaksanaan Fisioterapi Pada Kasus Bell’s Palsy Sinistra Dengan Modalitas Infra Red, Electrical Stimulation (Faradik) Dan Massage Di Rsud Cililin. Jurnal Stikes Sitihajar, 3(3), 103–110. Retrieved from http://jurnal.stikes-sitihajar.ac.id/index.php/jhsp

Soepomo, P. (2014). Visualisasi Teknik Pengobatan Akupuntur dengan Animasi 3d. Jurnal Sarjana Teknik Informatika, 2(2), 444–450.

Sukanta, P. O. (2008). Pijit Wajah Untuk Kecantikan dan Kesehatan. Jakarta: Penebar Plus.

Vinck, E., Cagnie, B., Coorevits, P., Vanderstraeten, G., & Cambier, D. (2002). Pain reduction by infrared light-emitting diode irradiation: A pilot study on experimentally induced delayed-onset muscle soreness in humans. Lasers in Medical Science. https://doi.org/10.1007/s10103-005-0366-6

Published

2022-08-20

Issue

Section

Mathematics and Natural Science