Korelasi Antara Kompetensi Kepala Sekolah Dan Kinerja Guru Dengan Prestasi Sekolah Dasar Se Kecamatan Rejotangan
DOI:
https://doi.org/10.28926/briliant.v6i3.642Keywords:
Kompetensi Kepala Sekolah, Kinerja Guru, Prestasi SekolahAbstract
Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mengetahui korelasi kompetensi kepala sekolah dengan prestasi sekolah dasar, (2) mengetahui korelasi kinerja guru dengan prestasi sekolah dasar, dan (3) mengetahui korelasi kompetensi kepala sekolah dan kinerja guru dengan prestasi sekolah dasar se Kecamatan Rejotangan. Penelitian ini mengunakan desain penelitian korelasi yang berbentuk ex-post facto untuk mengumpulkan data yang berasal dari fenomena kehidupan nyata dengan tidak memberikan perlakuan terhadap kondisi tertentu. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik multi stage sampling dengan 2 tahap yakni cluster sampling dan random sampling. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 42 responden yang terdiri dari 5 kepala sekolah dan 37 guru. Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data secara nontes berupa angket (kuesioner) dan studi dokumen. Analisis data yang digunkan dalam penelitian menggunakan teknik analisis regresi linear berganda menggunakan SPSS untuk mengetahui korelasi yang signifikan antara kompetensi kepala sekolah dan kinerja guru dengan prestasi sekolah. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa: (1)Terdapat korelasi positif antara kompetensi kepala sekolah dengan prestasi sekolah dasar se Kecamatan Rejotangan, ditunjukkan dengan nilai signifikansi t sebesar 0,012, berarti ada korelasi yang signifikan dari variabel X1 terhadap variabel Y, (2) terdapat korelasi positif antara kinerja guru dengan prestasi sekolah se Kecamatan Rejotangan dibuktikan dengan nilai signifikansi t sebesar 0,002, berarti ada korelasi yang signifikan dari variabel X2 terhadap variabel Y, (3) terdapat korelasi positif antara kompetensi kepala sekolah dan kinerja guru dengan prestasi sekolah dasar se Kecamatan Rejotangan,  dibuktikan dengan nilai F hitung sebesar 22,963, menunjukkan bahwa variabel X1 dan X2 secara bersama-sama mempengaruhi Y. Adapun saran yang disampaikan oleh peneliti adalah: kepala sekolah diharapkan mampu menerapkan kebijakan-kebijakan yang positif kepada guru dan guru hendaknya meningkatkan profesionalitas dan kinerjanya.References
Margono, S. (2003). Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta : Rineka Cipta
Uno, Hamzah B. dan Nina Lamatenggo. (2012). Teori Kinerja dan
Pengukurannya. Jakarta: Bumi Aksara
Syaiful, Sagala. 2006. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta
Yasin, Sulchan. (1987). Kamus Besar Bahasa Indonesia, Surabaya: Amanah
Sawiji. (2008). Pendamping Materi Kewarganegaraan. Klaten: Penerbit Agung
Sugiyanto. 2007. Model-model Pembelajaran Inovatif. Surakarta: Panitia
Sertifikasi Guru Rayon 13
Abdurrahman, Mulyono. 2008. Pendidikan bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta : Rineka Cipta.
Hersey, Paul dan Kenneth. H. Blanchard, Kepemimpinan Birokrasi, Terjemahaan Harbani Pasolong, (2013), Alfabeta, Bandung.
Purwanto, 2011. Evaluasi Hasil Belajar, Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Pidarta,1997, Landasan Kependidikan Stimulus Ilmu Pendidikan Bercorak Indonesia, Jakarta, PT Bina Rineka Cipta
Rusman. (2016). Model – Model Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pers
Usman, Nurdin. 2002. Konteks Implementasi Berbasis Kurikulum. Grasindo: Jakarta.
A.A. Anwar Prabu Mangkunegara ,2000, Manajemen Sumber Daya Manusia,
Bandung. PT, Remaja Rosdakarya
Engkoswara. (1987). Dasar – dasar administrasi pendidikan. Dirjen dikti, Jakarta
Delors.J. (1996). Learning: The treasure within. Report to UNESCO of the international Commission on Education for the Twenty-first Century: Printed by Presses Universitaires de France, Vendome.
Sudjana, Nana. 2000. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Sinar Baru Algensindo




