Analisis Kesalahan Siswa dalam Mengerjakan Soal Pada Materi Trigonometri Ditinjau dari Strategi Kuis
DOI:
https://doi.org/10.28926/briliant.v5i4.523Keywords:
Kahoot, WhatsApp, Kuis, TrigonometriAbstract
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi kesalahan yang dilakukan siswa dalam menyelesaikan soal Trigonometri ditinjau dari strategi kuis yang digunakan dan untuk mengidentifikasi faktor-faktor penyebab kesalahan siswa dalam mengerjakan soal. Subjek penelitian adalah siswa kelas X MIPA 4 dan kelas X MIPA 5 SMA Negeri 1 Negara. Dalam penelitian ini, strategi kuis yang digunakan untuk siswa MIPA 5 adalah melalui media Kahoot sedangkan siswa kelas MIPA 5 melalui media WhatsApp. Data dikumpulkan dengan teknik tes uraian dan teknik wawancara. Hasil analisis data menunjukkan persentase kesalahan konsep, prosedur dan komputasi yang dilakukan oleh siswa kelas X MIPA 4 lebih rendah daripada siswa kelas X MIPA 5. Hal ini berarti strategi kuis yang digunakan merupakan salah satu faktor penyebab kesalahan siswa dalam mengerjakan soal.
References
Bahruddin, A. 2007. Pendidikan Alternatif Qaryah Thayyibah. Yogyakarta: LKIS.
Baharuddin & Makin, M. 2007. Pendidikan Humanistik (Konsep, Teori dan Aplikasi Praksis dalam Dunia Pendidikan). Yogjakarta: Ar-Ruzz Media.
Bauer, T., Kniffin, L. E., & Priest, K. L. (2015). The Future of Service-Learning and Community Engagement: Asset-Based Approaches and Student Learning in First-Year Courses Service-Learning in a First-Year Course. Michigan Journal of Community Service Learning, 22(1), 89–92. Retrieved from https://files.eric.ed.gov/fulltext/EJ1137421.pdf
Combs, P. H. & Ahmed, M. 1985. Memerangi Kemiskinan di Pedesaan Melalui Pendidikan Non-Formal. Jakarta: Rajawali.
Eyler, J. S., Giles, D. E., Stenson, C. M., & Gray, C. J. (2001). At A Glance: What We Know About The Effects of Service Learning on Student, Faculty, Institutions, and Communities, 1993-2000: Third Edition. Nashville, TN: Vanderbilt University Press.
Ferguson, A. (2006). Making the Case for Service-Learning in First-Year Programs. The Vermont Connection, 27.
Galbraith, M. W. (1995). Community-Based Organizations And The Delivery Of Lifelong Learning Opportunities.
Keraf, A. S. (2014). Filsafat lingkungan hidup, alam sebagai sebuah sistem kehidupan. Yogyakarta: Kanisius
Ma’arif, S., Kholiq, A., & Elizabeth, M.Z. 2012. School Culture di Madrasah dan Sekolah. Semarang: IAIN Walisongo Semarang.
McBeth, W. & Volk, T.L. (2010). The national environmental literacy project: a baseline study of middle grade students in the United States. The Journal of Environmental Education, 41(1)
Melaville, A., Berg, A. C., & Blank, M. J. (2006). Community Based Learning Engaging Students for Succes and Citizenship. https://doi.org/10.1002/TRTR.01099
National Research Council. (2009). A New Biology for the 21st Century. In A New Biology for the 21st Century. Washington, DC: The National Academies Press. https://doi.org/10.17226/12764
Perrotti, C. (2019). Review Essay: The Campus and the Neighborly Community. Michigan Journal of Community Service Learning, 25(2). https://doi.org/10.3998/mjcsloa.3239521.0025.205
Rosyada, D. (2007). Paradigma Pendidikan Demokratis: Sebuah Model Pelibatan Masyarakat dalam Penyelenggaraan Pendidikan. Jakarta: Kencana Perdana Media.
Rusmawan. (2017). Ecoliteracy Dalam Konteks Pendidikan Ips. Jurnal Sosio Didaktika: Social Science Education Journal, 4 (2)
Wickersham, C., Westerberg, C., Jones, K., & Cress, M. (2016). Pivot Points: Direct Measures of the Content and Process of Community-based Learning. Teaching Sociology, 44(1), 17–27. https://doi.org/10.1177/0092055X15613786
Zlotkowski, E. (1995). Does Service Learning Have a Future? Michigan Journal of Community Service Learning. 2(1), 123–133.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomer 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. http://kemenag.go.id/file/dokumen/UU2003.pdf




