Kiai dan Politik: Implikasi dan Masa Depan Lembaga Pendidikan Islam di Sumatera Selatan
DOI:
https://doi.org/10.28926/briliant.v4i3.347Keywords:
Kiai, Politik, Masyarakat, Lembaga Pendidikan IslamAbstract
Keterlibatan Kiai dalam politik bukan merupakan sesuatu yang baru, melainkan fenomena yang terus terjadi dan terus berlangsung hingga saat ini. Keterlibatan mereka, tentunya berangkat dari niat mulia, yaitu ingin menjadikan politik sebagai media dakwah, dan perjuangan dalam mencapai kesejahteraan dunia dan akhirat. Namun, dalam frame politik segala tindak tanduk Kiai seringkali dianggap tidak mencerminkan ajaran agama, hal ini didorong oleh fakta-fakta sosial politik Kiai yang timpang yang diperankan Kiai dalam politik. Maka dari itu, politik dapat mengangkat derajat Kiai sekaligus dapat meruntuhkan martabat dan harga diri Kiai. Bahkan tak jarang politik justeru dapat mempengaruhi eksistensi lembaga pendidikan yang dikelola Kiai. Oleh sebab itu, jenis penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologis menjadi pilihan guna memudahkan dalam medeskripsikan hasil penelitian ini. Adapun metode yang yang digunakan adalah observasi, wawancara mendalam dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, persentuhan Kiai dalam politik praktis tidak membawa ekses negatif terhadap eksistensi lembaga pendidikan yang dikembangkannya. Justeru yang ada lembaga pendidikan yang dikelola Kiai makin eksis dan mampu bersaing dengan lembaga-lembaga pendidikan yang dikelola pemerintah. Terlebih lembaga pendidikan yang dikelola Kiai memiliki ciri khas Tahfidz al-Qur’an yang menjadi daya tarik masyarakat, dan tentunya tidak dimiliki oleh lembaga pendidikan yang dikelola pemerintah.References
Departemen Pendidikan Nasional, 2008. Tesaurus Bahasa Indonesia Pusat Bahasa. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional
Dhofier, Zamakhsyari. 2001. Tradisi Pesantren: Studi Pandangan Hidup Kiai dan Visinya Mengenai Masa Depan Indonesia. Jakarta: LP3ES.
Djamari. 1985. Nilai-nilai Agama dan Budaya yang Mendasari Interaksi Sosial Sosial di Pondok Pesantren Cidakulun Banten. Disertasi Doktor, Fakultas Pascasarjana IKIP Bandung
Geertz, Clifford. 1960. The Javanese Kiai: The Changing Role of Cultural Brokerâ€, dalam Comparative Studies in Society and History. vol. 2, h. 250-256;
Hamdan, Membangun Kerukunan Berpolitik dan Beragama di Indonesia, Jakarta: Bagian Proyek Peningkatan Pengakajian Kerukunan Hidup Umat Beragama
Horikoshi, Hiroko. 1987. Kiai dan Perubahan Sosial. Jakarta: LP3M
Madjid, Nurcholish. 1985. Merumuskan Kembali Tujuan Pendidikan Pesantren, dalam M. Dawam Raharjo, Pergulatan Dunia Pesantren: Membangun dari Bawah. Jakarta: P3M 1985
Moesa, Ali Maschan. 2007. Nasionalisme Kiai; Konstruksi Sosial Berbasis Agama. Yogyakarta: LKiS
Rahim, Husni. 1998. Sistem Otoritas dan Administrasi Islam: Studi Tentang Pejabat Agama Masa Kesultanan dan Kolonial di Palembang. Ciputat: PT. Logos Wacana Ilmu
Soekanto, Soerjono. 2017. Sosiologis Suatu Pengantar. Jakarta: Rajawali Press
Steenbrink, Karel A. 1984. Beberapa Aspek Tentang Islam di Indonesia Abad ke 19. Jakarta: Bulan Bintang
Suprayogo, Imam. 2007. Kiai dan Politik; Membaca Citra Politik Kiai. Malang, UIN-Malang Press
Surbakti, Ramlan. 1992. Memahami Ilmu Politik. Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana Indonesia
Tebba, Sudirman. 1983. Islam Orde Baru dalam Perubahan Politik dan Keagamaan. Yogyakarta: Tiara Wacana
Turmuzi, Endang. 2003. Perselingkuhan Kiai dan Kekuasaan. Yogyakarta: LKiS
Usman. Sunyoto. 2015. Esai-esai Sosiologi Perubahan Sosial. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Wahid, Abdurrahman. 1988. “Pesantren dalam Subkulturâ€, dalam M. Dawam Rahardjo (ed.), Pesantren dan Perubahan. Jakarta: LP3Es
Ziemek, Manfred. 1986. Pesantren dalam Perubahan. Jakarta: P3M