Analisis Teknis dan Ekonomis Pemanfaatan Sampah Organik Sebagai PLTSa di TPA Tanjung Belit

Abstract

Rokan Hulu memliki Tempat Pembuangan Akhir yang berada di daerah Tanjung Belit tercatat pada tahun 2021 timbunan sampah sebanyak 14.134,60 ton dan sebanyak 60% adalah sampah organik. Permasalahan sampah ini belum dapat teratasi dengan baik karena hanya sebagian saja sampah organik yang diolah dan pengadaan listrik di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Tanjung Belit masih menggunakan genset dengan anggaran Rp 210.800/hari untuk bahan bakar. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis aspek teknis dan ekonomis dari pemanfaatan sampah organik sebagai Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa). Analisis teknis potensi energi bahan bakar sampah organik menggunakan pembakaran langsung dengan teknologi incinerator dan energi listrik PLTSa mengguanakan metode Siklus Rankine dengan penerapan hukum Termodinamika 1 menggunakan software EES. Hasil aspek teknis dperoleh potensi  sampah organik sebesar 0,26 kg/detik dan daya kalor sampah organik sebesar 492,51 kW dapat menghasilkan  daya listrik bersih sebesar 81.92 kW dengan efisiensi sebesar 16,63%. Potensi energi listrik yang dihasilkan dalam 1 hari sebesar 1.966,08 kWh dan dapat memenuhi kebutuhan beban energi listrik di TPA Tanjung Belit sebesar 12,424 kWh. Energi Listrik berlebih dialokasi kepada PLN dengan pendapatan Rp 22.054.418.141. Hasil aspek ekonomis diperoleh NPV sebesar Rp. 32.949.577.331,33 ,waktu PP selama 2,63 tahun dan nilai IRR adalah 20,81%.Maka hasil pemanfaatan sampah organik sebagai Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) dapat dikatakan layak dari aspek teknis dan aspek ekonomis.